Kader PSI Klaim Jokowi Punya Kriteria Jadi Nabi, Pengamat Jhon Sitorus Nilai Itu Berlebihan
Pada 10 Juni 2025, sebuah pernyataan kontroversial muncul dari kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mengklaim bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki kriteria untuk menjadi nabi. Pernyataan ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk pengamat politik Jhon Sitorus.
Kader PSI Klaim Jokowi Punya Kriteria Jadi Nabi
Dalam sebuah diskusi internal, seorang kader PSI menyebutkan bahwa Jokowi memiliki sifat-sifat yang dianggap mirip dengan nabi, seperti kesederhanaan, kepemimpinan yang bijaksana, dan dedikasi terhadap rakyat. Pernyataan ini segera menjadi viral di media sosial dan menuai berbagai tanggapan dari publik.
Reaksi Jhon Sitorus: Klaim Itu Berlebihan
Pengamat politik dan pegiat media sosial, Jhon Sitorus, menilai klaim tersebut sebagai sesuatu yang berlebihan dan tidak berdasar. Menurutnya, membandingkan seorang pemimpin dengan nabi adalah langkah yang tidak tepat dan dapat menyesatkan publik. Ia menekankan pentingnya menjaga objektivitas dalam menilai seorang pemimpin tanpa terjebak dalam pujian berlebihan yang tidak realistis.
Kritik terhadap PSI: Inkonsistensi dalam Sikap Politik
Jhon Sitorus juga mengkritik PSI atas inkonsistensinya dalam sikap politik. Ia menilai bahwa partai yang awalnya mengusung nilai-nilai anti-orde baru kini justru mendekati elemen-elemen yang dianggap bagian dari orde baru. Selain itu, dukungan PSI terhadap Jokowi dan kemudian beralih ke Prabowo Subianto menunjukkan ketidakjelasan arah politik partai tersebut.
Kesimpulan
Pernyataan kader PSI yang membandingkan Jokowi dengan nabi menimbulkan kontroversi dan kritik dari berbagai kalangan. Jhon Sitorus menilai klaim tersebut sebagai berlebihan dan mengingatkan pentingnya menjaga objektivitas dalam menilai pemimpin. Selain itu, inkonsistensi sikap politik PSI juga menjadi sorotan, yang menunjukkan perlunya klarifikasi dan konsistensi dalam arah politik partai tersebut.